-->
  • Jelajahi

    Copyright © WARTANAD.id
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Aceh

    Asisten 2, Abri Br berikan pencerahan stap Asn/honorer di lingkungan sekda kab Agara.

    Mauliddin
    Dec 17, 2019, 10:30 PM WIB Last Updated 2020-01-23T13:57:44Z


    Adat Budaya Alas  Sunat Rasul Putra Bupati Aceh Tenggara,Drs,Haji Radin Pinim,Map.
    Diiringi puluhan kuda setempat


    (kuta cane) Adat Budaya Agara ,Sunat Rasul Kempu si me kempu,te dan Anak si ber-anak (tutur,bahasa Alas,Agara), tetap jalan di Tanoh Bumi Alas sepakat Segenep Kuta Cane,meski badai himpitan ekonomi regulasi berjalan bagai angin menerpa,namun Adat setempat tidak surut di Acara sunat rasul kempu (cicit ) di Desa pasbel jalan Melati,Anak Bupati Aceh Tenggara di kenal takjir, gelar pesta Rakyat,Gratis, jelang Sunat Rasul di kediaman Beliau, Rabu, (12/12)2019.Kec.Babussalam  Kab.A.Tenggara,dan di perkirakan prasmanan pamanya besok dari Desa Mbarung oleh dr,sikel desky dan Rasid Efendy Desky kadis pu pr Agara,serta dari pihak Neneknya MSf Selian Jaya,dari lawe sagu dan para birokrasi pemkab Agara.

    Pantau koran ini terlihat sudah turun temurun berlangsung karena seperti Adat Nenek moyang kami Alas Aceh Tenggara,dan terlihat hidangan para tokoh masyrakat pihak,kakek neneknya,masyrakat jelata seluruh golongan Birokrasi Pemkab setempat,juga dari Dprk hingga Dpri tampak hadir partisipasi pada memeriahkan sunat Rasul tersebut,dan baik ormas,unsur lsm,pers juga terlihat para pemuda pemudi setempat dan tokoh Agama serta tokoh Adat dan Agama .

    Hal ini adat dan relegius tetap berlangsung antara bebere dan paman dan kakek serta cicitnya tidak bisa di hindari meski kesulitan ekonomi,toh ada saja rejeki paska panen para petani dan perkebunan di Daerah ini dan para pejabat setempat dari stap dan essalon 4,dan 3, serta 2 serta tetap setia loyalitas tinggi terlihat di Acara ini hingga pegawai honorer setempat.

    Selanjutnya pihak sunat /atau kawin ini juga sebelum nya biasa nya di naik kan kuda dengan lengkap pakaian Adat Alas nya, dan di kawal para pihak pemamanen  (wali perempuan /kakek yang sunat tersebut garis keturunan dari bapaknya,namun di pesta Anak Bupati Rai di kenal sejak kadis Dishub Agara dan sebelumnya camat lawe segala,kabag Up, dan terakhir Kabid jalan Banda Aceh ini tetap melakukan tradisi biasa Adat Budaya Alas setempat dari Budaya kondangan pesta rakyat gratis,dan  hingga "prasmamanan dari,peninen (Nenek dari Dpri,M.Salim Fahri Selian,Se,Mm.di perkirakan besok,kamis (13/12)2019,lengkap pakaian adatnya pakain kuda di perkirakan ratusan kuda,dan juga dari Pamannya dari Desa Mabarung di perkirakan satu Naik yaitu biasa mati di kandung hukum dan hidup di kandung Adat dan besar wali karena malu serta besar Malu karena Wali?,begitulah Adat Alas ini menjabarkan aplikasi kehidupan toleransi kehidupan di negeri ini saling menghargai tanpa kasta marga dan Agama,si miskin si kaya sesuai Adat lazim nya dan tentunya di mana la git di jujung di situ bumi di pijak,begitulah sering sadikin,sh dan kasirin sag dari MAA ,seputar Adat Budaya Alas terus berlangsung di Agara baik Sang Raja maupun Rakyat biasa.

    Sementara itu dalam acara naik kuda tersebut juga biasanya diiringi dengan lagu tangis Dilo,/Melagam  (bahasa alas)dan sesampai nya acara si sunat itu juga disambut juga biasa dengan acara pelebat /(anggar)dan para tamu undangan sebelum duduk juga adanya bersanjak ngerane (bahwa Indonesia ala melayu bersanjak)dan setelah itu berembuk adat nya itu dikeluarkan uang adat sesuai besar Uang  (dana)pemamanen,ala Besar Raja kabupaten tempo dulu menurut adat dan kini sebutan Bupati setempat dan tentu juga tidak kecil nantinya penglawat nya  itu,lalu setelah selesai acara adat tersebut barulah dipersilakan makan,para pemamanen itu.

    Dalam acara usai ini barulah sebagaimana lazim acara ini pada malam hari juga tetap berlangsung baik acara kesenian dan adat kebiasaan lain nya turun temurun hingga hari ini meski sudah berubah ala zaman now alias kibot sehingga Adat Alas terkesan Melagam /tangis Dilo bergeser sedikit dengan kibot sesuai keinginan pihak acara tersebut,namun acara Melagam,tangis Dilo sudah mulai kurang diminati warga kecuali terlihat mana kala perlombaan pestipal Tahunan .

    Demikian sekilas tulisan ini kita tampil kan atas kekurangan nya mohon maap dan di perbaiki. (Sadikin)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini