Wartanad.id | Jantho - Wakil Bupati Aceh Besar, H. Syukri A. Jalil, mewakili Bupati Aceh Besar memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan festival gelar karya seni siswa Gerakan slSeniman Masuk Sekolah (GSMS) dan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) yang digelar oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Besar bekerja sama dengan Balai Bahasa Provinsi Aceh dan Kementerian Kebudayaan.
"Festival ini memiliki nilai pendidikan dan kebudayaan yang sangat penting bagi generasi muda," hal itu disampaikan Wabup Syukri saat membuka secara resmi Festival gelar karya seni siswa gerakan seniman masuk sekolah (GSMS) dan Festival tunas bahasa ibu (FTPBI) berlangsung di halaman Kantor Camat Blang Bintang, Aceh Besar, Rabu (05/11/2025).
Menurut Syukri, festival ini tidak hanya menjadi ajang menampilkan kreativitas seni pelajar, tetapi juga berperan besar dalam membentuk karakter dan menanamkan nilai-nilai luhur budaya daerah sejak dini.
“Ini sangat mendidik, karena merupakan langkah awal untuk membangun karakter generasi kita di masa depan. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi sarana pelestarian budaya daerah yang sangat bermanfaat,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati juga menyarankan agar ke depan pelaksanaan kegiatan serupa dapat lebih selaras dengan penggunaan bahasa daerah.
“Tadi ada usulan agar kegiatan seperti ini menggunakan bahasa daerah sendiri supaya lebih sejalan dengan semangat pelestarian budaya. Hal ini penting agar tidak terjadi kontradiksi antara bentuk kegiatan dan bahasa yang digunakan,” kata Syukri.
Ia menegaskan, bahwa Pemerintah Kabupaten Aceh Besar telah lama menaruh perhatian pada pelestarian bahasa daerah. Salah satunya melalui instruksi bupati yang menetapkan setiap hari Kamis sebagai Hari Berbahasa Aceh, di mana seluruh aktivitas pemerintahan dan kegiatan resmi dianjurkan menggunakan bahasa daerah.
"Ini menjadi upaya konkret agar bahasa Aceh tetap hidup dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Karena berdasarkan hasil penelitian, dari sekitar 4.000 bahasa daerah di Indonesia, banyak yang mulai hilang," jelasnya.
Disamping itu, ia menyinggung fenomena berkurangnya penggunaan bahasa daerah di kalangan generasi muda, yang kini lebih banyak berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia atau bahkan bahasa asing.
Menurutnya, kondisi ini menjadi tantangan bersama agar bahasa daerah tidak sekadar diajarkan, tetapi juga digunakan dalam keseharian.
"Kalau kita tidak mulai dari sekarang, 10 tahun lagi bahasa daerah bisa ben ar hilang dari percakapan kita," tegasnya
Sementara itu, Direktur Pemberdayaan Nilai Budaya dan Fasilitasi Kekayaan Budaya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang diwakili oleh Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah 1 Aceh, Piet Rusdi, menyampaikan apresiasi terhadap pelaksanaan program Seniman Masuk Sekolah di Aceh Besar.
Menurutnya, kegiatan ini merupakan bagian penting dari upaya memperkuat karakter generasi muda melalui pendidikan seni dan budaya.
“Presentasi seniman masuk sekolah ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari karya siswa. Kegiatan ini bukan hanya soal menampilkan hasil seni, tetapi juga menerima masukan dari siswa serta menjadi ruang tumbuhnya kreativitas,” ujar Piet Rudi.
Ia menjelaskan, program tersebut merupakan inisiatif nasional untuk menjembatani dunia pendidikan dengan kebudayaan lokal. Menurutnya, gerakan ini adalah wujud nyata dari semangat
“karya anak bangsa” yang menjawab kebutuhan akan pendidikan karakter sekaligus penguatan identitas budaya daerah.
“Program ini menghubungkan dunia pendidikan dan kebudayaan, khususnya di Aceh. Ini sejalan dengan visi pemerintah dalam memajukan kebudayaan melalui pendidikan serta membangun karakter generasi muda,” tambahnya.
Piet Rudi juga menekankan bahwa keterlibatan para seniman tidak sekadar mengajarkan teknik berkesenian, tetapi juga menanamkan nilai-nilai penting seperti kreativitas, kebersamaan, dan penghargaan terhadap budaya.
“Kegiatan ini mengajarkan siswa untuk kreatif dan memiliki rasa kebersamaan. Kita ingin generasi Aceh tumbuh cerdas, berkarakter, mencintai budaya, dan bangga dengan identitas keacehannya,” jelasnya.
Di akhir sambutan, Piet Rusdi menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras menyukseskan kegiatan tersebut mulai dari sekolah, guru pendamping, seniman, hingga pemerintah daerah.
“Kami dari Kementerian Kebudayaan mengucapkan selamat kepada para siswa yang telah tampil. Ini adalah karya dan kebanggaan bersama. Semoga program ini terus berlanjut dan menjadi ruang bagi sekolah-sekolah untuk memperkaya pendidikan budaya,” tutupnya.
Kemudian, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Besar, Dr Agus Jumaidi, S.Pd, M.Pd, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam kegiatan Program Seniman Masuk Sekolah. Ia menyebutkan, kegiatan ini menjadi langkah penting dalam menumbuhkan kembali semangat berkreasi, berbudaya, dan mencintai seni di kalangan peserta didik.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya kita bersama dalam mengembangkan potensi, bakat, serta kreativitas siswa di bidang seni dan budaya. Melalui kegiatan seperti ini, kita harapkan anak-anak dapat memahami dan mengapresiasi nilai-nilai seni serta budaya lokal yang menjadi identitas bangsa,” ujarnya
Agus Jumaidi juga menyampaikan terima kasih kepada Bupati Aceh Besar, H. Muharram Idris, yang telah mendukung penuh pelaksanaan kegiatan tersebut. Menurutnya, dukungan pemerintah daerah menjadi modal penting untuk keberlanjutan pembinaan seni di lingkungan sekolah.
Ia turut mengapresiasi Balai Pelestarian Kebudayaan, para pengawas sekolah, kepala sekolah SD dan SMP, serta seluruh guru seni budaya yang telah bekerja keras mempersiapkan kegiatan ini.
“Kami melihat antusiasme luar biasa dari para siswa dan guru. Ini menandakan bahwa seni dan budaya tetap hidup dan mendapat tempat di hati generasi muda kita,” tambahnya.
Menutup sambutannya, Agus Jumaidi berharap agar kegiatan ini tidak berhenti hanya pada ajang seremonial, tetapi terus dikembangkan menjadi program berkelanjutan di setiap satuan pendidikan.
Kegiatan yang diikuti oleh siswa dari berbagai sekolah di Kabupaten Aceh Besar ini akan berlangsung selama tiga hari, menampilkan beragam pertunjukan seni, seperti dongeng, puisi, musik tradisional, dan tari daerah.
“Semoga kegiatan ini menjadi inspirasi bagi siswa untuk terus berkarya dan mencintai budaya sendiri,” pungkasnya.
Turut dihadiri, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah / Aceh, Ketua MAA, Forkopimcam Kecamatan Blang Bintang, Pengawas SD/SMP Kabupaten Aceh Besar, Ketua MKKS dan K3S, Kepala Sekolah SD/SMP se Aceh Besar.(**)

