-->
  • Jelajahi

    Copyright © WARTANAD.id
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Aceh

    Ketua ISKADA Aceh Angkat Bicara Terkait Kota Banda Aceh Tidak Toleran

    Dec 10, 2018, 11:07 AM WIB Last Updated 2020-01-23T13:10:34Z
    wartanasional.com, Banda Aceh – Menyikapi hasil publikasi setara Institute yang menempatkan Kota Banda Aceh sebagai kota yang tidak toleran, dinilai sangat tidak logis dan terkesan Tendensius, apalagi faktanya kota Banda Aceh merupakan kota yang majemuk dan heterogen.

    Hal tersebut disampaikan Ketua DPP Ikatan Siswa Kader Dakwah (ISKADA) Aceh Khairul Laweueng, di Banda Aceh, Minggu (9/12).

    Khairul mengatakan, Kehidupan antar umat beragama dinilai sangat harmonis. bahkan tahun 2018 Kementrian Agama Kota Banda Aceh bersama FKUB Banda Aceh mendeklarasikan Banda Aceh sebagai Kota ramah dan sangat kondusif kehidupan antar umat beragama, Ini juga diakui oleh umat kristen, Hindu dan Budha.

    “Banda Aceh ada Viara, Klenteng, Gereja terbesar di pusat kota. Di Banda Aceh juga ada sekolah Metodis terbaik. Bahkan beberapa forum FKUB diluar jawa dan sumatera belajar ke Banda Aceh dalam konteks menjaga kebhinekaan kata Khairul yang juga merupakan Jebolan Terbaik Jurusan Perbandingan Agama UIN Ar-Raniry Banda Aceh.”ujar Khairul.

    Jadi apa yang di realise Setara Institute sangat tidak realistis dan terkesan tanpa data, apa dasar Setara Institut menempatkan Kota Banda Aceh diurutan kedua Intoleran kehidupan kerukunan Beragama seluruh Indonesia.

    Bayangkan Saja, Saya Dari Semenjak SMA (MAN) dulu hingga kuliah S1 dan S2 serta bekerja di Banda Aceh tidak pernah terjadi bentrokan antar agama di Banda Aceh, bahkan umat non muslim dengan bebas bisa merayakan hari hari besar mereka hingga ke Parade di Jalan Jalan besar di Kota Banda Aceh.

    Disisi lain Khairul juga sangat heran, Skripsi S1 saya Berjudul “Respon Non Muslim terhadap Penerapan Syariat Islam di Kota Banda Aceh”. Penelitian saya di Banda Aceh langsung saya wawancara para tokoh Agama masing masing dan hasilnya mereka puas, tidak ada hak yang dikebiri atau dihalangi hak non muslim karena Syariat Islam.

    “Lantas kenapa hasil Realease Setara berbicara lain, ungkap Mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Perbandingan Agama Dua Periode ini.”ungkapnya.

    Saya berharap Setara Institut mencabut hasil Realise mereka, saya tahu betul dan kenal dengan beberapa Petinggi Setara Institut seperti Direktur Utama Pak Hendardi dan Pak Ismail Hasani, berhubung mereka merupakan Mitra Kerja kami dulu di Lembaga Badan Penguatan Perdamaian Aceh, mereka orang Orang Cerdas dan berwawasan tinggi, serta selalu bekerja dengan Profesional, jangan sampai dengan Realise ini pula membuat kepercayaan masyarakat kepada Setara menjadi kurang.

    “Semoga saja Pak Hendardi, dan Pak Ismail Hasani Membaca Statment saya ini untuk memberikan Klarifikasi ke media, sehingga tidak merugikan Kota Banda Aceh pada Khususnya dan Aceh Pada Umumnya, tutup Mantan Peraih Mahasiswa Teladan Aceh ini.”tutup Khairul.(red)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini