Jakarta - Paska penentapan kapolri pada tanggal 30 Oktober 2019 di gedung DPR menjadi kekecewaan besar dikalangan para aktivis, Pasalnya banyak kekecewaan dalam proses pengangkatan kapolri mulai dari tahap pencalonan oleh presiden secara tunggal dan Tampa peninjauan yang mendalam dan alasan yang tepat.
Apalagi jika kita lihat dari beberapa sumber media banyak kasus-kasus yang tidak mampu di selesaikan ketika di percayai oleh atasannya, kita kawatirkan dengan kondisi bangsa saat berefek kepada pengabaian hak asasi manusia dan Idham memiliki beberapa catatan khusus serta kebijakan dan kinerjanya yang belum mencerminkan pejabat kepolisian yang benar-benar menginternalisasi nilai-nilai hak asasi manusia dalam institusi yang ia pimpin.
Apalagi jika kita lihat dari beberapa sumber media banyak kasus-kasus yang tidak mampu di selesaikan ketika di percayai oleh atasannya, kita kawatirkan dengan kondisi bangsa saat berefek kepada pengabaian hak asasi manusia dan Idham memiliki beberapa catatan khusus serta kebijakan dan kinerjanya yang belum mencerminkan pejabat kepolisian yang benar-benar menginternalisasi nilai-nilai hak asasi manusia dalam institusi yang ia pimpin.
"Terutama saat dirinya menjadi Kapolda Metro Jaya," apalagi jejak masalah ketika pengamanan asian games dan bahkan pernah di perintah untuk mengungkapkan kasus novel Baswedan namun tak tak mampu di selesaikan. Maka dari tinjuan itu kita berharap presiden harus meninjau serta mencopot kapolri untuk segera di ganti, "ungkap Sureza Sulaiman selaku Komandan brigade Pelajar Islam Indonesia (PII) pusat di Menteng Raya, Jakarta, 31 Oktober 2019.
Lanjut Sureza Sulaiman, Apalagi masih banyak calon Kapolri yang mencukupi syarat serta memiliki prestasi baik dalam menjalankan tugasnya sebagai pimpinan kepolisian republik Indonesia ungkap sureza Sulaiman dalam diskusi aktivis Menteng raya, Jika hal ini tidak di indahkan maka kami sebagai penyambung lidah rakyat akan melakukam langkah selanjutnya yaitu demontrasi," Tutupnya. []