Wartanad.id - Banda Aceh – Penyelenggaraan event olahraga nasional FKIJK Aceh Run 2025 yang berlangsung di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh, pada Minggu (11/5) kemarin, menuai sorotan publik usai sejumlah media lokal menerbitkan pemberitaan kontroversial yang menyeret nama Wakil Gubernur Aceh.
Dalam pemberitaan tersebut, Wakil Gubernur Aceh disebut-sebut terlibat langsung dalam teknis penyelenggaraan lomba, yang kemudian memunculkan kritik tajam dari berbagai pihak. Padahal menurut informasi yang dihimpun dari panitia pelaksana, kehadiran Wakil Gubernur hanya sebatas undangan sebagai tamu kehormatan untuk membuka acara, sebagaimana lazimnya pada event-event serupa.
Panitia FKIJK Aceh Run 2025 menyayangkan pemberitaan yang dinilai tidak berimbang dan cenderung menyerang sepihak. “Seharusnya media melakukan cover both sides atau menghadirkan informasi dari kedua belah pihak sebelum mempublikasikan berita. Kami siap memberikan klarifikasi, namun tidak diberi ruang,” ujar salah satu panitia.
Lebih lanjut, panitia menjelaskan bahwa acara ini diselenggarakan secara mandiri oleh pihak swasta dan komunitas keuangan inklusif dengan tujuan utama membangkitkan sektor pariwisata dan UMKM Aceh yang sedang lesu. Peserta yang hadir berasal dari berbagai provinsi, termasuk dari luar negeri, dengan latar belakang yang beragam.
“Event ini membawa efek positif bagi Banda Aceh. Hotel penuh, UMKM laris, dan kota hidup kembali. Jangan sampai framing yang keliru justru menyesatkan publik dan mematikan inisiatif ekonomi rakyat,” tambahnya.
Panitia juga mengingatkan pentingnya media menjunjung tinggi etika jurnalistik sebagaimana diatur dalam UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers, yakni memberikan ruang bagi klarifikasi dan tidak serta-merta menyudutkan pihak tertentu tanpa dasar yang kuat.
Aceh disebut sedang membutuhkan iklim kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan media. Kritik tetap diperlukan, namun harus disampaikan secara proporsional dan membangun, bukan memojokkan.
“Jangan seperti kata pepatah Aceh: Lalat mirah rueng, hana mita eek dan bangke – sibuk mencari sisi buruk, lupa melihat sisi baik yang nyata,” tutupnya.
FKIJK Aceh Run 2025 diharapkan menjadi momentum positif untuk membangun citra Aceh yang terbuka, ramah, dan siap menyongsong pemulihan ekonomi pasca pandemi dan krisis global.(**)