SDD merupakan inovasi sederhana namun fungsional dalam bidang hasil pertanian yang menggunakan energi matahari sebagai sumber panas utama untuk mengeringkan berbagai komoditas, mulai dari padi hingga hasil hortikultura lainnya. Inovasi ini tidak hanya membantu mempercepat proses pengeringan, tetapi juga melindungi hasil panen dari kerusakan akibat hujan, serangan serangga, debu, serta paparan sinar ultraviolet berlebih.
Di Indonesia, pengeringan hasil panen secara tradisional yang masih umum digunakan oleh petani sering kali menghadapi berbagai kendala, seperti cuaca yang tidak menentu dan hujan mendadak yang mengancam kualitas hasil pertanian. Penggunaan Solar Dryer Dome hadir sebagai solusi tepat guna, ramah lingkungan, dan sangat relevan dengan kondisi geografis Indonesia yang memiliki intensitas sinar matahari yang tinggi sepanjang tahun.
Khusus di wilayah Kodam Iskandar Muda, pembangunan 62 unit SDD ini telah mencapai 100% pada pertengahan Juni 2025. Seluruh unit dibangun secara strategis di area dekat satuan teritorial militer, seperti Komando Rayon Militer (Koramil), guna memastikan pengawasan, pemeliharaan, serta pemanfaatan yang lebih optimal oleh masyarakat sekitar. Di antara satuan yang menunjukkan progres pembangunan signifikan adalah Kodim 0101/Kota Banda Aceh, Kodim 0104/Aceh Timur, Kodim 0106/Aceh Tengah, Kodim 0108/Aceh Tenggara, Kodim 0111/Bireuen, Kodim 0114/Aceh Jaya, dan Kodim 0116/Nagan Raya.
Pangdam Iskandar Muda, Mayor Jenderal TNI Niko Fahrizal, M.Tr. (Han), dalam keterangannya menyampaikan bahwa pembangunan Solar Dryer Dome ini merupakan wujud nyata kepedulian TNI AD terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat, khususnya di sektor pertanian yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat pedesaan.
“Melalui pembangunan SDD ini, kami ingin menghadirkan solusi nyata dan berkelanjutan bagi para petani dalam mengelola hasil panennya. Inovasi ini tidak hanya mendukung proses pengeringan yang lebih cepat dan higienis, tetapi juga membantu petani mempertahankan kualitas produk agar lebih bernilai jual di pasar,” ujar Pangdam.
Lebih lanjut, Pangdam mengungkapkan bahwa pembangunan ini merupakan bagian dari strategi ketahanan nasional berbasis pangan lokal, di mana TNI AD hadir sebagai katalisator perubahan di desa-desa produktif.
“Kehadiran SDD ini bukan sekadar infrastruktur fisik, tetapi juga wujud transformasi pendekatan pertahanan teritorial yang mengedepankan kesejahteraan masyarakat sebagai bagian dari pertahanan semesta,” jelasnya.
Beliau juga menjelaskan bahwa lokasi pembangunan SDD yang berdekatan dengan pos militer memiliki tujuan agar proses pendampingan dan pelatihan terhadap masyarakat dapat berjalan lebih efektif.
“TNI di wilayah akan terus mendampingi petani dalam pengoperasian dan pemeliharaan SDD, termasuk memberikan edukasi tentang cara pemanfaatan yang tepat guna. Ini adalah bagian dari tanggung jawab moral dan sosial prajurit terhadap rakyat,” tambahnya.
Ia menuturkan bahwa kerja sama yang erat antara Kodam IM dan Kemhan RI merupakan contoh nyata sinergi antarlembaga pemerintah untuk menciptakan dampak langsung yang dirasakan oleh masyarakat luas, khususnya di sektor pangan dan pertanian.
Mayjen TNI Niko Fahrizal berharap, ke depan, program pembangunan dan pemanfaatan Solar Dryer Dome ini dapat terus diperluas dan diperkuat, baik dari sisi jumlah unit maupun intensitas pendampingan dari satuan kewilayahan TNI AD. Pangdam juga mengajak pemerintah daerah dan instansi terkait untuk bersinergi lebih kuat dalam pengembangan teknologi tepat guna di sektor pertanian.
“Kami berharap, melalui SDD ini, kesejahteraan petani dapat terus meningkat dan Aceh menjadi contoh provinsi yang mandiri dalam pengelolaan pascapanen. Ini adalah kontribusi nyata Kodam IM dalam mewujudkan ketahanan pangan dan kedaulatan ekonomi dari desa,” pungkasnya.
Dengan rampungnya pembangunan 62 unit Solar Dryer Dome tersebut, Kodam Iskandar Muda tidak hanya memperkuat peran strategisnya dalam sektor pertahanan, tetapi juga menjadi pendorong utama dalam membangun kemandirian ekonomi masyarakat pedesaan yang berorientasi pada ketahanan pangan nasional.
