Panglima Laot Marfian Dan 11 Panglima Lhok Kabupaten Pidie dan Pemkab Gelar Kenduri Laut Tahunan, Santuni Anak Yatim. ( Foto Dokumentasi Wartanad.id)
Pidie (Wartanad.id) – Lembaga Hukum Adat Panglima Laot Kabupaten Pidie bersama Pemerintah Kabupaten Pidie kembali melaksanakan Kenduri Laot Tahunan yang turut dirangkai dengan pemberian santunan kepada anak yatim, Jumat (19/9/2025). Acara adat masyarakat pesisir yang sarat nilai spiritual ini mengusung tema “Hukom Ngon Adat Lagee Zat Ngon Sifeut” yang bermakna hukum dan adat tidak dapat dipisahkan, sebagaimana zat dengan sifatnya. Jum'at ( 19/09/2025)
Kegiatan sakral yang berlangsung di pesisir Pidie ini diisi dengan doa bersama, jamuan kenduri, hingga santunan anak yatim sebagai wujud kepedulian sosial. Kenduri Laot merupakan tradisi turun-temurun masyarakat nelayan Aceh, yang menjadi ungkapan syukur atas rezeki laut sekaligus doa agar hasil tangkapan melimpah dan para nelayan dijauhkan dari segala musibah di tengah lautan.
Turut hadir Wakil Bupati Pidie, Alzaizi Umar, unsur Muspida, sejumlah anggota DPRK, serta 11 Panglima Laot Lhok dari berbagai kawasan pesisir di Kabupaten Pidie. Kehadiran pemerintah daerah bersama lembaga adat ini menjadi bukti sinergi dalam menjaga kearifan lokal dan melestarikan tradisi leluhur.
Suara Panglima Laot: Menjaga Adat, Melindungi Nelayan
Panglima Laot Kabupaten Pidie, Marfian, dalam sambutannya menyampaikan syukur atas terlaksananya kenduri. Ia menegaskan bahwa peran Panglima Laot bukan sekadar simbol adat, tetapi memiliki fungsi penting dalam menjaga ketertiban, keselamatan, hingga menjadi mediator penyelesaian sengketa antar-nelayan di laut.
“Kami berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Pidie, khususnya Bupati dan Wakil Bupati, yang selalu memberi perhatian kepada kami nelayan. Kehadiran pemerintah dalam Kenduri Laot ini adalah bukti bahwa negara hadir dekat dengan rakyat, terutama kami yang hidup dari laut,” ujarnya.
Marfian juga menyoroti tantangan yang masih dihadapi para nelayan, mulai dari minimnya fasilitas keselamatan, keterbatasan akses permodalan, hingga kebutuhan jaminan sosial. Ia berharap pemerintah hadir lebih nyata dalam memberikan perlindungan, termasuk BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan bagi nelayan.
Selain itu, ia menekankan pentingnya fasilitas pendukung seperti tempat pelelangan ikan (TPI), dermaga, serta sarana pemasaran hasil tangkapan. Menurutnya, peningkatan fasilitas akan memberikan nilai ekonomi lebih besar bagi nelayan kecil.
Marfian juga mengingatkan para nelayan untuk menjaga ekosistem laut. Ia menegaskan bahwa laut adalah warisan generasi, sehingga harus dijaga dari praktik merusak.
Wakil Bupati: Laut adalah Identitas dan Kebanggaan Pidie
Sementara itu, Wakil Bupati Pidie, Alzaizi Umar, menegaskan bahwa laut bukan hanya sumber ekonomi, melainkan bagian penting dari sejarah dan identitas masyarakat Pidie.
“Pidie dalam catatan sejarah dikenal sebagai daerah maritim dengan armada laut yang kuat. Semangat itu harus kita warisi. Laut adalah lambang kejayaan, persatuan, dan ketahanan masyarakat. Mari kita jaga laut agar tetap bersih, aman, dan bermanfaat bagi generasi mendatang,” tegasnya.
Ia mengajak seluruh nelayan untuk tidak menggunakan cara-cara merusak, seperti bom atau racun ikan. Pemerintah, katanya, berkomitmen memperkuat pengawasan, sekaligus mendukung nelayan melalui alat tangkap ramah lingkungan, permodalan, serta jaminan sosial.
“Ke depan, kami bersama Bupati akan berupaya memastikan nelayan terlindungi. Dengan adanya jaminan sosial, keluarga nelayan bisa merasa lebih tenang saat menghadapi risiko di laut,” ucap Alzaizi.
Dukungan Pemerintah Daerah
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pidie, Safrizal, S.STP, M.Ec.Dev, berharap tradisi Kenduri Laot membawa berkah bagi nelayan. Senada dengan itu, Kabid Kekuatan Perikanan, Muhammad Ady Rizka, S.STP, M.Si, menegaskan komitmen pemerintah untuk terus bersinergi dengan Panglima Laot demi kemaslahatan nelayan.
Meneguhkan Adat, Memperkuat Kebersamaan
Kenduri Laot yang digelar setiap tahun ini bukan hanya ritual adat, melainkan simbol penghormatan masyarakat pesisir terhadap laut sebagai sumber penghidupan. Lebih dari itu, acara ini memperkuat silaturahmi, nilai gotong royong, dan kebersamaan masyarakat Pidie.
Tradisi ini juga sejalan dengan visi-misi kepemimpinan Bupati Sarjani Abdullah dan Wakil Bupati Alzaizi Umar yang menempatkan sektor kelautan serta kesejahteraan nelayan sebagai prioritas pembangunan daerah.
Dengan dukungan penuh pemerintah, sinergi adat dan pemerintahan diyakini akan mampu membawa berkah, meningkatkan kesejahteraan nelayan, serta menjaga keberlanjutan laut sebagai anugerah Allah SWT untuk generasi mendatang.