Banda Aceh (WARTANAD) - Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) menyayangkan pernyataan Kapolresta Banda Aceh Kombes Trisno Riyanto yang mengatakan tidak ada terjadi kekerasan fisik terhadap Ketua Komisi I DPRA Azhari Cage dalam aksi mahasiswa yang berakhir ricuh, kamarin.
"Ini berbeda dengan realita yang terjadi," kata Ketua DPRA Sulaiman saat membacakan pernyataan sikap DPRA, terkait peristiwa pemukulan terhadap Azhari Cage, Jumat (16/8/2019).
Sulaiman mengatakan, melihat dari kronologis peristiwa, oknum-oknum polisi pengendalian massa atau dalmas perlu mendapat tindakan lanjutan sesuai prinsip profesionalitas, preventif yang masuk akal.
"DPRA meminta untuk menindak tegas sesuai dengan laporan polisi yang telah disampaikan saudara Azhari Cage ke Polda Aceh, kemarin," kata Sulaiman dalam konferensi pers yang dihadiri para ketua fraksi dan komisi-komisi di DPRA tersebut.
Kemarin, Azhari Cage telah melaporkan tindakan sejumlah oknum kepolisian atas pemukulan yang dialaminya pada aksi mahasiswa yang berujung ricuh tersebut.
Ketua Komisi II DPRA Nurzahri menambahkan, tindakan kepolisian dalam aksi unjuk rasa kemarin merupakan penanganan yang di luar prosedur.
Dan menurut Nurzahri, hal semacam itu bukanlah yang pertama dilakukan aparat Kepolisian Polresta Banda Aceh.
"Kita bisa lihat hal yang sama juga terjadi saat mahasiswa menggelar demo tentang PT EMM beberapa waktu lalu," katanya. [Parlementeria]
