-->
  • Jelajahi

    Copyright © WARTANAD.id
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Aceh

    Dinas Pendidikan Dayah Aceh Gelar Seminar Hari Santri

    Oct 19, 2019, 8:16 PM WIB Last Updated 2020-01-23T13:11:36Z
    Banda Aceh (WN) -  Kadis Pendidikan Dayah Aceh, Usamah El-Madny menginginkan agar santri dayah harus menjadi mainstream dalam membangun negeri.
    Menurutnya, kalangan dayah harus tetap memelihara tradisi-tradisi dayah yang lalu, namun disaat bersamaan juga menerima hal-hal yang baik untuk perkembangan dan kemajuan dayah.
    Hal ini disampaikan Usamah saat pembukaan acara seminar hari santri Sabtu (19/10/2019) di Hotel Oasis Banda Aceh.
    Kadis Pendidikan Dayah Aceh Usamah El-Madny saat pembukaan acara seminar hari santri Sabtu (19/10/2019) di Hotel Oasis Banda Aceh mengatakan kalangan dayah harus tetap memelihara tradisi-tradisi dayah yang lalu namun di saat yang bersamaan juga menerima hal-hal baru yang baik untuk perkembangan dan kemajuan dayah.
    "Kalangan dayah dan santri tidak boleh menjadi objek eksploitasi pihak lain untuk kepentingan-kepentingan pribadi. Sudah saatnya kalangan dayah dan santri berdiri di atas kaki sendiri, jangan mau dipolitisasi oleh siapapun," ujar Usamah El Madny.
    Menurutnya, sudah saatnya kalangan dayah mengambil peran, untuk dapat mengontrol dari Hulu ke hilir, terus lakukan konsolidasi.
    "Mari perkuat barisan agar dayah ke depan lebih baik lagi secara fasilitas, kualitas SDM tenaga pendidik agar melahirkan santri yang inovatif dan kreatif," ujar Usamah El Madny.
    Terakhir, Usamah meyampaikan bahwa potensi santri tidak boleh dipolitisasi dengan cek kosong oleh siapapun. Pasalnya, santri harus mengambil perannya dalam membangun Aceh dan Bangsa ini.
    Prof Dr Farid Wajdi MA yang menjadi pemateri mengatakan lembaga dayah itu kuat, punya Ulama yang mengerti persoalan agama dan mengerti soal ilmu umum serta punya modal politik sebagai panutan masyarakat, memang paket lengkap itu ada di Dayah, saya meminta agar kalangan dayah lebih percaya diri mengambil peran sebagai pemimpin untuk dapat berkontribusi terhadap negara, ujarnya.
    Akademi UIN Ar-Raniry itu melanjutkan Masyarakat dalam melihat ulama dan santri harus secara komprehensif, saat ini ada ulama yang mampu membangkitkan ekonomi dayah, ada santri dengan Kreatifitasnya sudah mampu memproduksi peci, pakaian, tas dan lain sebagainya. Ini terbukti Ulama dan santri tidak hanya mampu di bidang agama, namun juga mampu membangkitkan ekonomi umat, tegasnya.
    Maka siapapun tidak boleh mendiskreditkan Santri dan Ulama dalam membangun negara ini, mereka punya potensi, malah kalau kita mau mengakuinya, potensi mereka lebih bagus daripada kita, ujar mantan Rektor UIN Ar-Raniry itu.
    Mewakili Kementerian Agama RI, Muhtadin mengatakan pendidikan paling utama yang didapat oleh Santri di dunia pesantren/dayah adalah pendidikan karakter.
    Kepala Seksi Kesantrian Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama RI menegaskan dalam jiwa santri memang terdapat “Hubbul Wathan Minal Iman” yaitu Cinta tanah air sebagian dari iman. Kita sangat mengharapkan kepada santri agar terus berkontribusi untuk negara dan masyarakat serta berdedikasi untuk menumbuhkembangkan rasa cinta yang besar kepada tanah air.
    Tgk Muhammad Yusuf A Wahab Pimpinan Dayah Babussalam Al-Aziziyah, Bireuen, dalam pemaparannya menyampaikan bahwa agar dalam pembangunan itu harus memikirkan kecocokan untuk Ummat Islam dan nyaman dihuni oleh nonmuslim.
    Tu sop mengatakan bahwa kita harus bersatu dalam membangun negeri ini, saya tidak setuju kita mengangkat-angkat dayah dengan santri dan ulamanya, namun disaat yang bersamaan menjatuhkan yang lain. Dalam membangun negeri kita membutuhkan skill dan karakter, oleh karena itu, kolaborasi dengan manusia yang punya skill dan manusia yang memiliki karakter adalah keharusan, ujar Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) itu.
    Intelektual dayah itu melanjutkan bahwa Dayah harus melakukan transformasi, untuk mengupdate Islam sesuai dengan perkembangan zaman. Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya.
    Tu Sop melanjutkan bahwa siapapun yang memimpin negeri ini, ingatlah bahwa yang diurus adalah mayoritas umat Islam, maka setiap kebijakan yang diambil harus mengedepankan nilai-nilai keislaman.
    Terakhir Tu Sop menegaskan bahwasanya “dayah harus hadir memperbaiki dirinya dan memperkuat orang lain”, tutupnya.
    Prof Fachry Ali MA, tokoh nasional pemerhati Pesantren mengatakan dayah adalah tempat konsentrasi kaum inteligensia, banyak gagasan-gagasan politik lahir dari dayah yang diciptakan oleh ulama dayah.
    Semua sistem kehidupan ini diajarkan di dayah. Dayah adalah tempat merumuskan eskatologi islam, apa yang direproduksi di dayah adalah tentang halal dan haram, ujar putra asli Aceh ini.
    Di Aceh pada masa kesultanan, peranan dayah sangat dominan, menjadi penasehat para sultan dalam mengambil setiap kebijakan, jadi politik dari dunia dayah itu bukan hal yang tabu, bisa menjadi kekuatan ketika berkoalisi juga sebuah kekuatan jika beroposisi dengan pemerintah, jelasnya.
    Fachry Ali melanjutkan pada zaman dulu dayah memiliki Kekuatan yang independen secara politik dan ekonomi, semua fasilitas dibangun sendiri, untuk itu saya punya kesimpulan masa depan dayah sangat tergantung dari mempertahankan independensinya, tegasnya.
    Untuk memeriahkan Hari Santri Nasional ke-5 tahun 2019 Dinas Pendidikan Dayah Provinsi Aceh Sabtu (19/10/2019) menyelenggarakan seminar dengan tema “Konsolidasi Potensi Santri dan Ulama Dayah Membangun Negeri”. Acara yang berlangsung selama satu hari ini diadakan di Oasis Hotel Lueng Bata, Banda Aceh.
    Jumlah peserta seminar dalam acara ini adalah 130 orang yang berasal dari utusan Instansi Pemerintah, Organisasi yang berafiliasi dengan Dayah, Kadis Pendidikan Dayah Kabupaten/Kota di Aceh, dari Lembaga Dayah dan Perseorangan.
    Adapun Narasumber yang mengisi seminar adalah para Cendikiawan yang berasal dari dalam Dayah dan Luar Dayah, diantaranya Fachry Ali MA, tokoh Nasional dan Pemerhati Pesantren dengan tema “Konsolidasi dan Peran Politik Dayah/Santri Aceh Masa Lalu, Hari ini dan Masa Depan”, Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab (Tu Sop) Ketua HUDA dengan tema “Peran dan Kontribusi Dayah/Santri Memperbaiki Negeri” (Perspektif orang dalam), Prof Dr Farid Wajdi MA Guru Besar UIN Ar-Raniry dengan tema “Peran dan Kontribusi Dayah/Santri Memperbaiki Negeri” (Perspektif orang luar), Muhtadin, Kepala Kesantrian Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama RI dengan tema “Dedikasi Santri Untuk Indonesia Mandiri” dan yang terakhir Usamah El-Madny Kadis Pendidikan Dayah Aceh dengan tema “Peran Dinas Pendidikan Dayah Aceh dalam Pembinaan dan Pengembangan Santri” yang dimoderatori oleh Dr Mukhlisudin Ilyas Akademisi UIN Ar-Raniry, hal ini seperti yang dituturkan oleh Ketua Panitia Acara Drs Muhammad Nas yang juga Kasi Bimbingan dan Pengasuhan pada Bidang Pemberdayaan Santri Pada Dinas Pendidikan Dayah Provinsi Aceh. [Ril]
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini