wartanad.id saat ini jabatan Kabareskrim Polri masih kosong setelah pejabat sebelumnya, Komjen Listyo Sigit Prabowo resmi dilantik Presiden Jokowi menjadi Kapolri pada Rabu (27/1/2021) lalu.
Sejumlah jenderal bintang 2 pun berpeluang mengganti Komjen Listyo Sigit yang saat ini sudah menjadi Jenderal bintang 4.
Salah satu jenderal bintang 2 yang berpeluang menjadi Kabareskrim adalah Irjen Wahyu Widada.
Irjen Wahyu Widada saat ini menjabat sebagai Kapolda Aceh.
Pria kelahiran Sleman, 51 tahun silam ini peraih Adhimakayasa Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1991.
Wahyu Widada mengikuti jejak pendahulunya, mantan Kapolri Jenderal (Purn) Tito Karnavian. Sewaktu lulus Taruna Akpol 1987, Tito meraih Adhimakayasa.
Wahyu Widada adalah Adhi Makayasa di angkatannya Kapolri Listyo, yakni Akpol 91," ucap Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane tempo hari.
Ia masuk dalam daftar 4 jenderal bintang dua yang digadang-gadang sebagai calon kuat Kabareskrim yang kosong ditinggal Lityo Sigit Prabowo karena dipercaya menjabat Kapolri.
Selain Wahyu Widada, nama lain yang muncul adalah Wakil Kabareskrim Irjen Wahyu Hadiningrat; Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta; dan Kapolda Jabar Irjen Dofiri.
Nama-nama ini punya prestasi dan keistimewaan masing-masing.
Posisi Kabareskrim saat ini jadi sorotan.
Banyak pihak berharap, Kabareskrim yang baru harus sejalan dengan visi misi Kapolri Jenderal Listyo Sigit.
Wahyu Widada secara kans cukup besar.
Tak hanya satu angkatan, Wahyu Widada adalah ketua tim pembuat makalah untuk Listyo Sigit saat fit and proper test sebagai Kapolri di depan Komisi III DPR RI.
Pastilah Listyo ada pertimbangan tertentu sehingga mempercayakan Wahyu Widada sebagai ketua tim pembuat makalah, selain faktor kedekatan semata.
Makalah Listyo Sigit berjudul "Transformasi Menuju Polri yang Presisi." Presisi akronim dari prediktif, responsibilitas, transparansi berkeadilan.
Listyo Sigit mengakui konsep Presisi kelanjutan dari konsep Promoter (Profesional, Modern, dan Terpercaya) yang diusung Tito, pendahulu Kapolri Jenderal Idham Azis.
"Konsep ini fase lebih lanjut dari Polri Promoter yang telah digunakan pada periode sebelumnya," ucap Listyo Sigit saat fit and proper test di Komisi III DPR RI, Rabu (20/1/2021).
Terpilihnya Listyo Sigit sebagai calon tunggal Kapolri oleh Jokowi seperti mendapat restu banyak orang, termasuk internal Polri bulat mendukung.
Bahkan, Listyo Sigit didampingi Kapolri Jenderal Idham Azis dan barisan jenderal dari angkatan seniornya saat fit and proper test.
Selain Kapolri, hadir petinggi Polri di antaranya Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono, Kabaharkam Polri Komjen Pol Agus Andrianto, Kalemdiklat Komjen Arief Sulistyanto.
Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, Kapolda Aceh Irjen Wahyu Widada, Kapolda Sulut Irjen Panca Putra, Ketua Konferensi Polwan Brigadir Jenderal Ida Utar.
Di antara barisan para jenderal Polri, menariknya terselip nama seorang Kapolres yang turut mendampingi rombongan.
Dialah Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Ahrie Sonta.
Semasih Kombes Masuk Tim Tito
Sewaktu masih berpangkat Kombes, Wahyu Widada masuk tim Tito Karnavian dan saat itu mengaku dirinya hanya sebagai 'juru ketik.'
Tito menjalani fit and proper sebagai Kapolri di depan Komisi III DPR RI pada 2016 silam.
Wahyu Widada ada di antara 20 anggota Polri yang berperan menyiapkan berbagai keperluan dan data untuk suksesnya Tito menjalani fit and proper sebagai calon Kapolri.
Bukan main senangnya karena Wahyu Widada ambil bagian sebagai tim pemikir.
"Total yang terlibat untuk fit and proper test ada 20 orang, termasuk yang mencari data. Kalau tim intinya ada beberapa perwira," cerita Wahyu Widada tempo hari kepada awak media
Wahyu Widada yang saat itu sebagai Kapolres Metro Tangerang Kota mengaku dalam tim tersebut, ia hanya mengurus administrasi.
"Saya hanya mengurus administrasi, tim mengetik, yang ngetik naskah," singkat Wahyu Widada.
Banyak suka dan duka yang dialami Wahyu Widada saat menjadi bagian tim pemikir. Namun, amanah itu dijalani dengan senang hati.
"Ya seperti begadang, tapi kan sudah biasa juga. Ini semua tugas dan amanah yang diberikan Pak Tito bagi kami. Saya enjoy saja, tidak ada beban karena beliau juga banyak memberikan bimbingan," tutur dia.
Selama menyiapkan segala yang dibutuhkan untuk fit and proper, tim pemikir selalu mendapatkan kemudahan. Karena dukungan seluruh elemen Polri solid untuk Tito.
"Semua mendukung beliau, beliau dapat dukungan dari institusi. Selama bekerja untuk beliau kami banyak dapat kemudahan," terang dia lagi.
Pengalaman Wahyu Widada
Wahyu Widada sudah berpengalaman dan memegang sejumlah jabatan penting di lingkungan Polri.
Ia memiliki prestasi luar bisa hingga dipercaya pimpinan mengemban sejumlah jabatan: mulai dari kapolres hingga kapolda.
Pada tahun 1998 dia juga lulus dari Pendidikan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).
Tak hanya pendidikan polisi, Wahyu Widada juga menempuh dikjur seperti sekolah penerbang, PA Intelkrim, PA Brimob, hingga National Management Course.
Wahyu pernah menjabat sebagai Kapolres Pekalongan pada tahun 2009. Di tahun yang sama, saat itu dia ditunjuk sebagai Sekretaris Pribadi (Sespri) Kapolri.
Setahun berlalu ia promosi menjadi Kapolres Tangerang. Pada 2011 menjadi Kapolres Metro Tangerang.
Wahyu Widada kemudian mendapat jabatan Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Banten pada tahun 2013.
Setahun setelah itu, Wahyu kembali ditarik ke Mabes Polri, tepatnya ke Bareskrim sebagai analis kebijakan madya bidang Pidter.
Pada tahun 2015, Brigjen Wahyu menjadi Staff Kepresidenan (Pamen Bareskrim).
Kariernya kian menanjak pada tahun 2016, ia menjadi Kabagren Rojianstra SSDM Polri. Kemudian sebagai Wakil Ketua Bidang Administrasi dan Kemahasiswaan STIK/PTIK.
Selanjutnya pada 2017, Wahyu dipercaya pada posisi Karojianstra (Kepala Biro Kajian Strategi) SSDM Polri lalu pada tahun yang sama dipromosikan sebagai Wakapolda Riau.
Setahun setelah itu Wahyu Widada dipromosi lagi sebagai Kapolda Gorontalo dan pada tahun 2020 menjadi Kapolda Aceh menggantikan Irjen Rio S Djambak.