-->
  • Jelajahi

    Copyright © WARTANAD.id
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Aceh

    PT Putra Muda Mandiri Grup Diduga Lalai, Pekerjaan Proyek Jalan Teupin Raya - Kembang Tanjong Rp 5,5 Miliar di Pidie Tewaskan Warga

    Fauzal
    Sep 3, 2025, 11:26 AM WIB Last Updated 2025-09-03T06:04:24Z

     PT Putra Muda Mandiri Grup Diduga Lalai, Pekerjaan Proyek Jalan Teupin Raya - Kembang Tanjong Rp 5,5 Miliar di Pidie Tewaskan Warga. ( Foto Dokumentasi Wartanad.id)


    Pidie ( Wartanad.id) – Sebuah proyek pemeliharaan berkala ruas jalan Kembang Tanjong–Teupin Raya di Kabupaten Pidie menuai sorotan tajam setelah menelan korban jiwa. Proyek yang dikerjakan oleh PT Putra Muda Mandiri Grup dengan nilai kontrak mencapai Rp 5,5 miliar lebih dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) tahun 2025 itu diduga dikerjakan tanpa memperhatikan aspek keselamatan masyarakat.


    Korban dalam peristiwa ini adalah Cut Fatimah (66), warga Gampong Ulee Barat, Kecamatan Simpang Tiga, Pidie. Ia meninggal dunia secara tragis setelah terlindas alat berat grader pada Minggu, 31 Agustus 2025 sekitar pukul 10.30 WIB, tepat di depan SD Negeri 2 Kumbang Unoe.


    Saat kejadian, korban sedang dibonceng oleh Nurhalimah (35). Namun, naas, keduanya terjatuh tepat di jalur grader yang tengah beroperasi. Nurhalimah berhasil selamat, sementara Cut Fatimah tidak dapat diselamatkan.


    Polisi Amankan Sopir dan Alat Berat


    Kanit Laka Lantas Polres Pidie, Ipda Muhammad Rizal MH, saat dikonfirmasi Wartanad.id, membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, pihak kepolisian telah mengamankan alat berat grader dan sopirnya guna penyelidikan lebih lanjut. Dan saat ini Polisi sedang melakukan Gelar Perkara untuk mengungkap detail peristiwa.


    “Gelar perkara dilakukan untuk mengetahui secara jelas kronologis, faktor kelalaian, serta pihak-pihak yang harus bertanggung jawab,” ujarnya, Selasa (2/9/2025).


    Menurut Rizal, selain memeriksa sopir grader dan mengamankan alat berat, polisi juga memanggil pihak perusahaan pelaksana proyek. “Kami ingin memastikan apakah pekerjaan proyek jalan tersebut sudah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). Jika ditemukan kelalaian, tentu akan ada langkah hukum selanjutnya,” tambahnya.



    “Selain mengecek kronologis kejadian, petugas juga sudah meminta keterangan dari sopir grader, pihak perusahaan, serta korban yang selamat. Kami juga ingin memastikan apakah pengerjaan proyek ruas jalan tersebut sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku,” ujarnya, Senin (1/9/2025).


    Komitmen Perusahaan


    Perwakilan PT Putra Muda Mandiri Grup diwakili Nazar menyampaikan rasa duka yang mendalam atas musibah tersebut. Pihaknya menegaskan akan bertanggung jawab penuh terhadap dampak yang dialami keluarga korban.

    “Kami menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga almarhumah. Perusahaan siap bertanggung jawab sesuai aturan yang berlaku dan akan memberikan perhatian khusus kepada keluarga korban,” ujar perwakilan perusahaan dalam keterangan yang diterima Wartanad.id.



    Proyek Bernilai Miliaran


    Berdasarkan penelusuran Wartanad.id, proyek pemeliharaan berkala ruas jalan Kembang Tanjong–Teupin Raya ini dikerjakan oleh PT Putra Muda Mandiri Grup dengan nilai kontrak lebih dari Rp 5,5 miliar bersumber dari APBA tahun 2025.


    Dengan nilai anggaran yang besar, proyek tersebut seharusnya menjadi perhatian serius dalam hal keselamatan kerja dan pengamanan area. Namun kenyataannya, lemahnya pengawasan justru berujung pada hilangnya nyawa seorang warga.


    Suara Warga dan Keluarga Korban


    Sejumlah warga yang menyaksikan insiden mengaku trauma. Mereka menilai aktivitas alat berat di jalan desa seharusnya diatur lebih ketat.

    “Kalau ada pekerjaan besar begini, mestinya ada tanda atau pengamanan jalan. Jangan sampai warga jadi korban. Kami takut keluar rumah kalau alat berat masih beroperasi,” ungkap seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya.


    Sementara itu, pihak keluarga korban merasa kehilangan mendalam. Anak korban menyebut ibunya tidak seharusnya meninggal dengan cara tragis.

    “Ibu hanya mau pergi melihat cucu di sekolah, tapi malah pulang tinggal nama. Kami minta keadilan dan pertanggungjawaban perusahaan,” ucap salah satu anggota keluarga dengan mata berkaca-kaca.


    Publik Desak Evaluasi


    Insiden ini menimbulkan gelombang kritik dari masyarakat luas. Banyak pihak menduga adanya kelalaian dalam penerapan SOP serta lemahnya pengawasan dari dinas terkait. Publik mendesak agar aparat penegak hukum tidak hanya menghentikan kasus pada sopir alat berat, tetapi juga menelusuri tanggung jawab kontraktor maupun instansi pemerintah yang terlibat dalam proyek tersebut.


    Kini, publik menunggu langkah tegas aparat penegak hukum dan pemerintah daerah untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang. Tuntutan agar pihak kontraktor bertanggung jawab semakin menguat, seiring dengan duka mendalam yang dirasakan keluarga korban.






    Komentar

    Tampilkan

    Terkini