Wartanad.id - Aceh Timur | Koordinator Lembaga pemantau penyelenggara Negara Republik Indonesia (LPPN RI) Yusuf M teben melalui siaran pers nya 10/11/25 mengatakan, menemukan dugaan penyimpangan spesifikasi material besi dalam proyek pembangunan dan renovasi gedung sekolah MTSN 7 Darul Aman.
Sambungnya,Hasil investigasi LPPN RI (Lembaga pemantau penyelenggara Negara Republik Indonesia)di lokasi menduga adanya penggunaan besi yang kualitasnya di bawah standar yang ditetapkan dalam kontrak, serta terindikasi adanya penghindaran pengawas proyek.
Dugaan Besi Tak Sesuai Spek
Yusuf,M.teben dari Tim Investigasi mengungkapkan bahwa temuan lapangan menunjukkan kontraktor diduga menggunakan besi polos dengan standar SNI 11,1, padahal berdasarkan spesifikasi awal seharusnya menggunakan besi polos SNI 12.
"Kami menduga proyek ini menggunakan besi yang tidak sesuai spek. Jika seharusnya besi polos SNI 12, di lapangan yang kami temukan adalah SNI 11,1. Ini jelas mengurangi dimensi dan berpotensi berdampak pada kekuatan struktur bangunan sekolah," ujar Yusuf, M.teben
Selain besi polos, tim juga menemukan penggunaan besi ulir SNI 13. Namun, besi ulir ini terlihat digunakan pada tiang teras yang bebannya tidak terlalu berat. Temuan ini menimbulkan pertanyaan bagi tim investigasi mengenai konsistensi penggunaan material di seluruh bagian proyek.
Pengawas Diduga Menghindar
Saat tim mencoba melakukan konfirmasi di lokasi proyek, upaya untuk menemui pengawas lapangan bernama Basri tidak berhasil. Menurut Yusuf, m.taben pengawas tersebut diduga sengaja menghindar.
"Saat kami ke lapangan, kami mencoba menemui pengawas Basri, namun pekerja mengatakan beliau baru saja pergi. Sangat disayangkan, pengawas terlihat menghindar," tambahnya.
Tim investigasi telah berupaya menghubungi Basri melalui panggilan telepon dan WhatsApp seluler berulang kali, namun yang bersangkutan tidak berhasil dihubungi hingga berita ini ditulis.
Aset Sekolah Terlantar
Selain temuan material, tim Satgasus dan juga menyoroti manajemen aset di lokasi proyek. Terlihat banyak peralatan sekolah yang diletakkan di tempat terbuka dan rentan terhadap guyuran hujan dan potensi kerusakan.
"Bahkan terlihat di lokasi, banyak peralatan sekolah diletakkan di tempat yang kurang aman dari guyuran hujan dan anak-anak, padahal kami lihat ada beberapa tempat penyimpanan yang lebih memadai," kata Yusuf.m.taben
Tim Satgasus dan LPPN-RI Aceh meminta pihak berwenang terkait, seperti Dinas Pendidikan dan Inspektorat, untuk segera mengambil tindakan tegas dan melakukan audit material terhadap proyek MTSN 7 Darul Aman, guna memastikan keselamatan dan kualitas bangunan sesuai dengan standar yang didanai oleh negara.