Koordinator Transpatansi Tender Indonesia TTI Nasruddin bahar dala.keterangan pers nya mengatakan,mendesak APH mengawasi secara ketat Pembangunan Pergantian Jembatan Kr.Woyla HPS Rp.149,827 Milyar yang dimenangkan oleh PT.MARINDAKARYA UTAMA SUBUR Nilai Penawaran Rp.119,861 Milyar. Perusahaan asal Samarinda Kalimantan Timur itu menang tender setelah membuang Rp.30 Milyar. Pertanyaannya apakah mutu jembatan yang akan dibangun sesuai standar mengingat uang Rp.30 Milyar sudah dipotong sewaktu ikut penawaran.(07/12/25)
Nasruddin menjelaskan,Penomena memenangkan Penawaran terendah yang dilakukan oleh Balai Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa Konstruksi BP2JK Provinsi Aceh dibawah kendali Dirjen Bina Konstruksi Kementrian PUPR sungguh sangat disayangkan, meskipun secara aturan masih membolehkan dengan memperhatikan kewajaran harga.
Sambungnya,Diketahui Pembangunan Jembatan tidak sama dengan pembangunan jalan atau peningkatan jalan, Material pembangunan jembatan sudah ditentukan 80 % materialnya dari Pabrikan seperti Semen, Rangka Baja dan Besi cor semua harga nya sudah standar tidak bisa diotak atik. Makanya sangat heran ketika pembangunan jembatan anggarannya sudah dipotong Rp.30 Milyar dari Pagu Rp.149,827 Milyar.
Pokja Pemilihan BP2JK Provinsi Aceh jangan hanya mencari posisi aman memenangkan nomor 1 tanpa menilai apakah harga yang ditawarkan sesuai dengan harga material di lokasi mengingat sebagian besar material yang dibutuhkan semua hasil industri, hanya kerikil dan batu saja yang tersedia di daerah selain itu semua hasil pabrikan.tegas Nasruddin bahar