Makmur Budiman |
"Perlu dibangun semacam Plaza Parfum import berkelas dunia di sana agar Sabang menjadi magnet ekonomi baru di Aceh," kata Makmur Budiman, kepada wartawan di Banda Aceh, Kamis 27 Februari 2019.
Pelaku bisnis Aceh ini meyakini ekonomi Sabang sebagai free port bakal berdenyut kembali jika di Pulau Weh itu ada dipasarkan produk-produk impor unik seperti parfum, jam tangan, pakaian, barang elektronik dan barang tenteng lain.
Ini, kata Makmur, akan merangsang pertumbuhan ekonomi di sektor ril yang selama ini hampir tak bergerak. Gara-gara itu, kata Makmur, nama Sabang meredup kembali.
Orang ke Sabang tidak tau harus membawa pulang apa untuk oleh-oleh. "Ya, paling-paling kue bakpia. Ini kan biasa dan tidak membawa kesan berbeda bagi orang yang ingin kembali ke Sabang," katanya. Makmur
memprediksi jika barang-barang impor beredar ke Sabang bisa dibayangkan berapa uang berputar setiap harinya.
"Jika harga parfum bermerek diasumsikan Rp1 juta hingga Rp2 juta saja, sudah berapa uang berputar?" jelas Makmur.
Dia menggambarkan seandainya parfum-parfum menengah ke atas seperti Givenchy Gentleman, Francois Charles Man, Aigner, Alain Delon, Bulgari Man In Black, Hugo Boss, Calvin Klein, Giorgio Armani, Victoria Secret, dan merek ternama lain beredar bebas dengan harga terjangkau di Sabang.
"Orang-orang luar pasti akan punya kesan lain terhadap Sabang. Mereka pasti rindu ingin kembali ke Sabang untuk membeli dan mungkin mengoleksi bermacam merek parfum import," obsesi Makmur, pengusaha ternama asal Montasik, Aceh Besar, ini.
Membangun Sabang, tambah Makmur, tidak melulu infrastruktur. Jika pun itu harus, kata dia, sebaiknya Pertamina ke depan membangun bungker service minyak untuk pengisian minyak kapal yang tiap hari dilewati sekitar 200 kapal. Ini akan memunculkan spread efek luar biasa sambil menunggu dibuka kra Thailand.
"Jika ini dilakukan prospeknya cukup menjanjikan. Ekonomi Sabang pasti semakin hidup dan bergairah," tutup Makmur Budiman.(KBA)