Wartanad.id - Meulaboh – Woyla, salah satu kawasan bersejarah di Aceh Barat, bersiap menggelar Duek Pakat Woyla Meutaloe Wareh, forum strategis warga yang bertujuan merekatkan silaturahmi, memperkuat dakwah, dan membangkitkan kembali semangat pendidikan serta pelestarian budaya lokal. Acara yang untuk pertama kalinya digelar secara terbuka ini akan berlangsung di Gedung Serbaguna Kecamatan Woyla pada Sabtu, 28 Juni 2025.
Ketua Panitia, Syafruddin, SP, menyebutkan bahwa forum ini terbuka untuk seluruh elemen masyarakat Woyla, namun karena keterbatasan ruang, peserta dibatasi hanya 150 orang yang mewakili perwakilan gampong, unsur Muspika, tokoh masyarakat, pemuda, mahasiswa dan santri serta kalangan perantau. Ia berharap kegiatan ini menjadi ruang bersama untuk bertukar gagasan, menyatukan langkah, dan merumuskan solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi kampung halaman.
“Acara ini akan menghadirkan lima tokoh lintas bidang sebagai pemateri utama, yakni: Hj. Siti Ramazan, SE (Ketua DPRK Aceh Barat), Dr. Ikhsan, M.IP (Dosen UTU), Waled Abdullah Arif (Pimpinan Dayah Miftahul Jannah), Tgk. Mustafa Husen, S.PdI (Ketua ISAD Aceh), dan Reza Akmal, S.Kom (Direktur Utama PT Telnet Indonesia). Mereka akan membahas strategi membangun masa depan Woyla melalui revitalisasi nilai-nilai budaya, dakwah yang membumi, dan pendidikan yang berkelanjutan,” terang Syafruddin yang akrab disapa Abi Bahar, saat ditemui di Kuala Bhee, 24 Juni 2025.
Sekretaris Panitia, Kausar, M.Keb, menambahkan bahwa forum ini bukan hanya ajang seremonial, tetapi ajang penguatan jaringan dan solidaritas antarwarga Woyla. Ia menegaskan bahwa keterlibatan pemuda, akademisi, ulama, dan pengusaha menjadi kunci keberhasilan forum ini.
“Kita ingin mempertemukan seluruh simpul kekuatan Woyla, baik yang ada di kampung maupun yang telah lama merantau. Dari forum ini, kita berharap lahir langkah-langkah nyata untuk membangun kembali ruh pendidikan, dakwah, dan budaya kita. Ini kerja kolektif, bukan hanya panitia,” tegas Kausar.
Sementara itu, Mustafaruddin, S.Pd, selaku Bendahara Panitia, menekankan pentingnya semangat gotong royong dalam menyukseskan kegiatan ini. Ia mengajak semua warga untuk ikut menjaga keberlanjutan forum ini sebagai agenda tahunan.
“Alhamdulillah, antusiasme dari warga sangat tinggi. Kami ingin memastikan bahwa acara ini berjalan dengan efisien, hemat, tapi berkesan. Partisipasi warga bukan cuma dalam bentuk hadir dan berkontribusi tapi juga ikut mendoakan dan mendukung agar Duek Pakat ini menjadi warisan budaya baru Woyla,” ujar Mustafaruddin.
Woyla selama ini dikenal sebagai wilayah yang kaya dengan nilai-nilai budaya, warisan sejarah dakwah Islam, serta kontribusi besar dalam pendidikan dayah dan madrasah. Namun, arus zaman membawa tantangan yang tidak kecil: pelestarian budaya semakin terpinggirkan, semangat dakwah melemah, dan mutu pendidikan berbasis nilai lokal kian tergerus. Duek Pakat hadir sebagai respons terhadap situasi tersebut, menawarkan ruang musyawarah lintas generasi dan lintas sektor untuk konsolidasi ide, potensi, dan langkah nyata.
Acara akan dikemas dalam beberapa sesi utama: pembukaan dan sambutan, diskusi panel oleh para narasumber, sesi duek pakat atau musyawarah bersama, sidang kelompok untuk merumuskan rekomendasi, dan penutupan yang disertai presentasi hasil. Format interaktif ini diharapkan mampu melibatkan semua unsur peserta dalam proses pengambilan keputusan strategis.
Lebih dari sekadar forum seremonial, Duek Pakat Woyla Meutaloe Wareh ditargetkan menjadi momentum kebangkitan kolektif. Ia adalah langkah awal membangun masa depan Woyla yang lebih solid, bersatu, dan berdaya saing tinggi. Kampung ini tidak boleh sekadar menjadi catatan sejarah; ia harus hidup sebagai pusat semangat, ilmu, dan budaya. Karena itu, Woyla tak boleh tinggal diam, saatnya bangkit dan bergerak bersama.