-->
  • Jelajahi

    Copyright © WARTANAD.id
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Aceh

    Rektor USK Kunjungi Rumah Mahasiswa Penerima KIP Kuliah di Jeulingke

    Jul 27, 2025, 10:49 AM WIB Last Updated 2025-07-27T03:50:04Z
    Wartanad.id - Banda Aceh - 26 Juli 2025 — Sabtu pagi yang hangat di Gampong Jeulingke, Banda Aceh, menjadi momen tak terlupakan bagi keluarga Azhari Ismail dan Mutia Fitri. Rumah sederhana mereka kedatangan tamu istimewa: Rektor Universitas Syiah Kuala (USK), Prof. Dr. Ir. Marwan, IPU, yang hadir bersama rombongan dari Komisi X DPR RI, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), serta jajaran sivitas akademika USK.

    Kunjungan ini dilakukan sebagai bentuk silaturahmi sekaligus wujud kepedulian terhadap para penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, salah satunya Pocut Asyva Azhari (18), yang tahun ini diterima di Fakultas Kedokteran Hewan USK melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

    Pocut menjadi salah satu mahasiswa baru penerima KIP Kuliah tahun ini. Namun kisahnya mencuri perhatian karena berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi yang sangat terbatas.

    > “Kami datang bukan hanya untuk menyerahkan beasiswa, tapi juga membawa pesan bahwa keterbatasan bukanlah akhir. Pocut membuktikan bahwa dengan semangat dan ketekunan, impian bisa diraih,” ujar Rektor USK, Prof. Marwan.


    Anak Buruh Harian Lepas, Kini Calon Dokter Hewan

    Ayah Pocut, Azhari Ismail, sehari-hari bekerja sebagai buruh harian lepas atau mocok-mocok tanpa penghasilan tetap. Ibunya, Mutia Fitri, juga turut membantu mencari nafkah dengan pekerjaan serabutan.

    > “Kadang ada kerja, kadang tidak. Tapi kami berusaha agar anak tetap bisa sekolah. Makanya anak-anak saya masukkan ke sekolah kejuruan, di SMK Farmasi Cut Meutia Banda Aceh,” ujar Mutia Fitri.


    > “Alhamdulillah sekarang Pocut bisa kuliah di USK. Itu sudah di luar bayangan kami,” tambah sang ayah dengan mata berkaca-kaca.


    Pocut sendiri mengaku sangat terbantu dengan beasiswa KIP Kuliah, yang tak hanya menanggung biaya pendidikan, tetapi juga memberi tunjangan biaya hidup setiap bulan.

    > “Beasiswa ini bukan cuma membuat saya bisa kuliah, tapi juga meringankan beban orang tua saya,” ucap Pocut penuh syukur.



    Komitmen Negara Hadir Menjangkau Semua Lapisan

    Perwakilan Ditjen Dikti dan anggota Komisi X DPR RI yang turut hadir menegaskan bahwa KIP Kuliah merupakan bukti nyata kehadiran negara dalam menjamin akses pendidikan tinggi yang inklusif.

    > “Kami ingin memastikan bahwa anak-anak dari semua latar belakang punya kesempatan yang sama untuk kuliah. Proses seleksi dilakukan ketat—mulai dari prestasi akademik hingga survei lapangan,” kata salah satu perwakilan Kemdiktisaintek RI.


    Universitas Syiah Kuala sendiri termasuk perguruan tinggi dengan jumlah penerima KIP Kuliah terbanyak di Aceh. Program ini mencakup pembiayaan kuliah penuh dan tunjangan biaya hidup bulanan yang berkisar antara Rp800 ribu hingga Rp1,4 juta, tergantung wilayah domisili mahasiswa.


    Mimpi Besar dari Rumah Sederhana

    Kisah Pocut menjadi inspirasi bahwa mimpi besar bisa tumbuh di rumah paling sederhana.

    > “Cita-cita saya ingin menjadi dokter hewan. Saya ingin kembali ke masyarakat, membantu peternak dan warga desa dalam menjaga kesehatan hewan,” ujar Pocut dengan penuh semangat.


    Rektor USK menutup kunjungan dengan pesan yang menguatkan:

    > “Semoga kisah Pocut menjadi penyemangat bagi anak-anak muda lainnya. Jangan takut bermimpi besar. Negara dan universitas akan terus hadir membuka jalan,” pungkas Prof. Marwan.


    Kehadiran KIP Kuliah bukan sekadar beasiswa, tetapi simbol keberpihakan negara untuk menciptakan masa depan yang lebih adil, inklusif, dan penuh harapan—bahkan untuk anak seorang buruh harian sekalipun.
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini