Banjir & Longsor Pidie Jaya 2025: 31 Warga Meninggal, Ribuan Mengungsi,Ribuan Rumah Rusak.( Foto Dokumentasi Wartanad.id)
Pidie Jaya ( WARTANAD.ID) — Bencana banjir dan longsor yang melanda Kabupaten Pidie Jaya pada awal Desember 2025 memunculkan dampak besar yang dirasakan hampir seluruh kecamatan. Pemerintah daerah melalui Posko Induk Penanggulangan Bencana merilis dua set data resmi per 10 Desember 2025, yang mencatat kerusakan masif terhadap infrastruktur serta jatuhnya korban jiwa dalam jumlah signifikan. Kamis ( 11/12/2025)
Data tersebut dipasang pada dinding informasi posko darurat, sekaligus menjadi rujukan dalam penyusunan langkah tanggap darurat, penyaluran bantuan, dan rencana rehabilitasi.
31 WARGA MENINGGAL, RIBUAN TERLUKA & MENGUNGSI. ( Foto Dokumentasi Wartanad.id)
Korban Jiwa Meningkat
Data terbaru menunjukkan bahwa bencana ini telah menyebabkan:
31 jiwa meninggal dunia
57 warga mengalami luka berat
Ribuan mengalami luka ringan
Sejumlah warga masih dilaporkan hilang
Kecamatan Meureudu, Meurah Dua, Trienggadeng, dan Ulim menjadi lokasi dengan angka korban luka terbanyak, terutama akibat arus banjir kuat, material longsor, serta kecelakaan saat evakuasi mandiri.
Petugas SAR bersama TNI, Polri, dan relawan masih terus melakukan pencarian terhadap warga yang dilaporkan hilang oleh keluarga.
Gelombang Pengungsian Capai 18 Ribu Warga Selain korban jiwa, banjir besar ini juga memaksa 18.144 warga mengungsi ke berbagai titik aman.
Rinciannya meliputi:
4.265 KK mengungsi
55 desa terdampak
17 titik pengungsian resmi, tersebar di meunasah, sekolah, aula pertemuan, hingga bangunan pemerintahan
Sejumlah titik pengungsian kini menjadi sangat padat. Pengungsi membutuhkan bantuan logistik berupa makanan siap saji, air bersih, tikar, selimut, lampu darurat, hingga perlengkapan sanitasi dasar.
Khusus untuk keluarga dengan bayi, lansia, dan penyintas berkebutuhan khusus, kebutuhan tambahan seperti susu, popok, dan obat-obatan sangat mendesak.
KERUSAKAN INFRASTRUKTUR: RIBUAN RUMAH RUSAK & PULUHAN FASILITAS PUBLIK TERDAMPAK
Bersamaan dengan data korban, pemerintah juga merilis Data Kerusakan Infrastruktur yang menunjukkan skala kerusakan yang masif.
Lebih dari 10 Ribu Rumah Rusak
Kerusakan pada sektor perumahan menjadi yang terbesar, meliputi:
Rumah rusak ringan
Rumah rusak sedang
Rumah rusak berat
Rumah hilang terseret banjir
Beberapa kecamatan seperti Meureudu, Meurah Dua, Panteraja, Jangka Buya, dan Ulim mencatat kerusakan paling parah. Banyak warga kehilangan tempat tinggal sepenuhnya setelah rumah mereka hanyut terbawa arus sungai yang meluap.
Rumah Ibadah & Sekolah Ikut Rusak
Banjir dan longsor juga merusak:
Masjid dan meunasah
Sekolah PAUD
SD, SMP, hingga SMA
Gedung layanan masyarakat
Kantor desa( Kantor Keuchik)
Kerusakan fasilitas pendidikan memaksa sebagian aktivitas belajar dihentikan, sementara beberapa sekolah dialihkan menjadi posko pengungsian.
Jalan, Jembatan, dan Akses Transportasi Lumpuh
Banyak jalan utama dan ruas desa mengalami:
Keretakan
Terputus
Tertimbun longsor
Tergenang hingga tidak bisa dilalui
Sejumlah jembatan desa dilaporkan ambruk atau rusak berat, menghambat proses evakuasi dan distribusi bantuan pada hari-hari awal bencana.
Kerusakan Lahan Pertanian Mengancam Ekonomi Warga
Selain infrastruktur, lahan pertanian masyarakat juga terdampak parah:
Ratusan hektare sawah terendam
Perkebunan rusak
Tanaman pangan hilang
Lahan palawija tertimbun lumpur
Infrastruktur irigasi rusak
Hal ini berpotensi menyebabkan kerugian ekonomi jangka panjang bagi warga, terutama yang menggantungkan hidup pada hasil pertanian.
PEMERINTAH: DATA MASIH BISA BERTAMBAH
Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya menyatakan bahwa data yang dirilis hari ini bersifat sementara, karena sejumlah desa yang terisolasi baru bisa dijangkau setelah banjir berangsur surut.
Pendataan lanjutan terus dilakukan untuk memastikan bantuan bagi warga terdampak tepat sasaran.
Sementara itu, proses evakuasi, penyaluran logistik, dan layanan kesehatan darurat masih berlangsung di lapangan dengan melibatkan:
BPBD
TNI & Polri
Tagana
Relawan lokal dan nasional
Organisasi kemanusiaan
Perangkat gampong
Kesimpulan
Banjir dan longsor yang melanda Pidie Jaya menjadi salah satu bencana terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Dengan korban meninggal mencapai 31 orang, puluhan ribu warga mengungsi, serta kerusakan luas terhadap rumah, fasilitas publik, dan lahan pertanian, pemerintah daerah kini menghadapi pekerjaan besar dalam penanganan darurat maupun pemulihan jangka panjang.
Situasi
ini mengharuskan perhatian penuh dari pemerintah provinsi, pemerintah pusat, lembaga kemanusiaan, serta masyarakat luas untuk meringankan beban para penyintas.




