-->
  • Jelajahi

    Copyright © WARTANAD.id
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Aceh

    Banjir & Longsor Pidie Jaya 2025: 31 Warga Meninggal, Ribuan Mengungsi,Ribuan Rumah Rusak

    Fauzal
    Dec 11, 2025, 12:23 PM WIB Last Updated 2025-12-11T05:23:06Z

     Banjir & Longsor Pidie Jaya 2025: 31 Warga Meninggal, Ribuan Mengungsi,Ribuan Rumah Rusak.( Foto Dokumentasi Wartanad.id)


    Pidie Jaya ( WARTANAD.ID) — Bencana banjir dan longsor yang melanda Kabupaten Pidie Jaya pada awal Desember 2025 memunculkan dampak besar yang dirasakan hampir seluruh kecamatan. Pemerintah daerah melalui Posko Induk Penanggulangan Bencana merilis dua set data resmi per 10 Desember 2025, yang mencatat kerusakan masif terhadap infrastruktur serta jatuhnya korban jiwa dalam jumlah signifikan. Kamis ( 11/12/2025)


    Data tersebut dipasang pada dinding informasi posko darurat, sekaligus menjadi rujukan dalam penyusunan langkah tanggap darurat, penyaluran bantuan, dan rencana rehabilitasi.


    31 WARGA MENINGGAL, RIBUAN TERLUKA & MENGUNGSI. ( Foto Dokumentasi Wartanad.id)


    Korban Jiwa Meningkat

    Data terbaru menunjukkan bahwa bencana ini telah menyebabkan:

    31 jiwa meninggal dunia

    57 warga mengalami luka berat

    Ribuan mengalami luka ringan

    Sejumlah warga masih dilaporkan hilang



    Kecamatan Meureudu, Meurah Dua, Trienggadeng, dan Ulim menjadi lokasi dengan angka korban luka terbanyak, terutama akibat arus banjir kuat, material longsor, serta kecelakaan saat evakuasi mandiri.


    Petugas SAR bersama TNI, Polri, dan relawan masih terus melakukan pencarian terhadap warga yang dilaporkan hilang oleh keluarga.


    Gelombang Pengungsian Capai 18 Ribu Warga Selain korban jiwa, banjir besar ini juga memaksa 18.144 warga mengungsi ke berbagai titik aman.

    Rinciannya meliputi:

    4.265 KK mengungsi

    55 desa terdampak

    17 titik pengungsian resmi, tersebar di meunasah, sekolah, aula pertemuan, hingga bangunan pemerintahan



    Sejumlah titik pengungsian kini menjadi sangat padat. Pengungsi membutuhkan bantuan logistik berupa makanan siap saji, air bersih, tikar, selimut, lampu darurat, hingga perlengkapan sanitasi dasar.


    Khusus untuk keluarga dengan bayi, lansia, dan penyintas berkebutuhan khusus, kebutuhan tambahan seperti susu, popok, dan obat-obatan sangat mendesak.


    KERUSAKAN INFRASTRUKTUR: RIBUAN RUMAH RUSAK & PULUHAN FASILITAS PUBLIK TERDAMPAK


    Bersamaan dengan data korban, pemerintah juga merilis Data Kerusakan Infrastruktur yang menunjukkan skala kerusakan yang masif.


    Lebih dari 10 Ribu Rumah Rusak

    Kerusakan pada sektor perumahan menjadi yang terbesar, meliputi:

    Rumah rusak ringan

    Rumah rusak sedang

    Rumah rusak berat

    Rumah hilang terseret banjir



    Beberapa kecamatan seperti Meureudu, Meurah Dua, Panteraja, Jangka Buya, dan Ulim mencatat kerusakan paling parah. Banyak warga kehilangan tempat tinggal sepenuhnya setelah rumah mereka hanyut terbawa arus sungai yang meluap.



    Rumah Ibadah & Sekolah Ikut Rusak

    Banjir dan longsor juga merusak:

    Masjid dan meunasah

    Sekolah PAUD

    SD, SMP, hingga SMA

    Gedung layanan masyarakat

    Kantor desa( Kantor Keuchik)


    Kerusakan fasilitas pendidikan memaksa sebagian aktivitas belajar dihentikan, sementara beberapa sekolah dialihkan menjadi posko pengungsian.

    Jalan, Jembatan, dan Akses Transportasi Lumpuh

    Banyak jalan utama dan ruas desa mengalami:

    Keretakan

    Terputus

    Tertimbun longsor

    Tergenang hingga tidak bisa dilalui


    Sejumlah jembatan desa dilaporkan ambruk atau rusak berat, menghambat proses evakuasi dan distribusi bantuan pada hari-hari awal bencana.



    Kerusakan Lahan Pertanian Mengancam Ekonomi Warga


    Selain infrastruktur, lahan pertanian masyarakat juga terdampak parah:


    Ratusan hektare sawah terendam

    Perkebunan rusak

    Tanaman pangan hilang

    Lahan palawija tertimbun lumpur

    Infrastruktur irigasi rusak



    Hal ini berpotensi menyebabkan kerugian ekonomi jangka panjang bagi warga, terutama yang menggantungkan hidup pada hasil pertanian.



    PEMERINTAH: DATA MASIH BISA BERTAMBAH


    Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya menyatakan bahwa data yang dirilis hari ini bersifat sementara, karena sejumlah desa yang terisolasi baru bisa dijangkau setelah banjir berangsur surut.


    Pendataan lanjutan terus dilakukan untuk memastikan bantuan bagi warga terdampak tepat sasaran.


    Sementara itu, proses evakuasi, penyaluran logistik, dan layanan kesehatan darurat masih berlangsung di lapangan dengan melibatkan:

    BPBD

    TNI & Polri

    Tagana

    Relawan lokal dan nasional

    Organisasi kemanusiaan

    Perangkat gampong




    Kesimpulan


    Banjir dan longsor yang melanda Pidie Jaya menjadi salah satu bencana terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Dengan korban meninggal mencapai 31 orang, puluhan ribu warga mengungsi, serta kerusakan luas terhadap rumah, fasilitas publik, dan lahan pertanian, pemerintah daerah kini menghadapi pekerjaan besar dalam penanganan darurat maupun pemulihan jangka panjang.


    Situasi 

    ini mengharuskan perhatian penuh dari pemerintah provinsi, pemerintah pusat, lembaga kemanusiaan, serta masyarakat luas untuk meringankan beban para penyintas.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini