Kabar Duka di Dunia Permusikan Aceh: Sosok Pencipta Lagu Unik dan Lucu Bergek Telah Tiada( Foto Dokumentasi Papakini)
LHOKSUKON ( Wartanad.id)– Dunia musik Aceh berduka. Sosok di balik lagu-lagu lucu, unik, dan penuh pesan kehidupan yang dibawakan penyanyi Bergek, yakni Lukman Hikmah atau akrab disapa Syukur, dikabarkan meninggal dunia. Pria berusia 35 tahun asal Kota Lhokseumawe ini dikenal sebagai pencipta sejumlah lagu yang berhasil mencuri perhatian masyarakat Aceh melalui gaya lirik yang khas, lucu, dan menghibur. Minggu (26/10/2025)
Lirik-lirik karya Syukur kerap memadukan bahasa Aceh dan Indonesia secara jenaka, ringan, namun sarat makna. Lagu-lagu ciptaannya seperti “Dikit-dikit,” “Gaseh Ka Lekang,” hingga “360” menjadi tren di berbagai kalangan, terutama anak muda Aceh. Keunikan gaya bahasa serta cara penyampaian yang humoris membuat karya-karyanya cepat dikenal luas hingga ke pelosok daerah.
Perjalanan Karier dari Penulis Naskah hingga Pencipta Lagu
Syukur mulai menapaki dunia hiburan Aceh pada tahun 2005. Perjalanannya bermula saat ia terlibat dalam dunia perfilman lokal bersama Ayah Doe, sutradara film Eumpang Breuh. Pada tahun 2006, Syukur diminta membantu menulis naskah untuk film tersebut. Dari sinilah kreativitasnya dalam dunia seni semakin berkembang.
“Sekitar tahun 2006 saya bekerja sama dengan Ayah Doe (sutradara film Empang Breuh) untuk membantu menulis naskah di film tersebut. Lalu, iseng-iseng saya buat lirik lagu Kupi-Kupi. Ternyata Ayah Doe terkesan karena liriknya tidak menjiplak, hingga akhirnya dinyanyikan Bang Joni,” tutur Syukur dalam wawancaranya bersama Wartawan.id pada 29 Februari 2016.
Ia juga menceritakan bahwa dalam film Eumpang Breuh 5, dirinya turut menjadi pemain figuran dengan peran bernama “Syukur”. Sejak saat itu, nama tersebut melekat dan dikenal luas di dunia hiburan Aceh.
Kreativitas dan Karakter Lagu yang Unik
Menurut Syukur, setiap lagu yang ia ciptakan selalu disesuaikan dengan karakter penyanyinya. Ia mengaku banyak terinspirasi dari kehidupan remaja masa kini, termasuk bahasa gaul dan kebiasaan modern yang sering muncul di media sosial.
“Percampuran dua bahasa (Aceh-Indonesia) itu sama sekali tidak bermaksud menghilangkan adat. Namun Aceh merupakan bagian dari NKRI. Ditambah lagi remaja Aceh juga kerap berbicara dengan bahasa gaul, termasuk fenomena foto dengan kamera 360 agar terlihat lebih cantik dari aslinya,” ujarnya kala itu.
Lirik-lirik ciptaan Syukur tidak hanya lucu, tetapi juga menggambarkan realitas sosial dengan cara yang ringan dan mudah diterima. Ia juga kerap menyinggung tren modern seperti penggunaan aplikasi kamera dan gaya selfie yang sedang populer.
Berkolaborasi dengan Bergek
Kerja sama antara Syukur dan Bergek dimulai pada tahun 2015. Sejak saat itu, keduanya menjadi duet yang tidak terpisahkan dalam dunia musik Aceh. Syukur menulis banyak lagu untuk Bergek, termasuk “Dikit-Dikit,” “Gaseh Ka Lekang,” “360,” dan versi lanjutan “Dikit-Dikit 2.”
“Bagi saya, Bergek itu sudah seperti keluarga. Ia lucu, humoris, mudah menerima saran, cepat tanggap, bahkan terkadang sering memberikan ide-ide baru juga,” ungkap Syukur dalam wawancara yang sama.
Jejak Karya dan Warisan Seni
Selain menciptakan lagu untuk Bergek, Syukur juga pernah merilis album berjudul “Bungong Pada” pada tahun 2010 yang dinyanyikan oleh Ahmad Raj. Ia juga sempat menulis lagu untuk beberapa penyanyi Aceh lainnya, bahkan mencampurkan unsur bahasa Inggris dan India dalam beberapa karya musiknya.
Karya-karya Syukur menjadi bagian penting dalam perkembangan musik hiburan Aceh modern. Lagu-lagunya bukan hanya hiburan, melainkan cerminan kreativitas anak muda Aceh yang mampu beradaptasi dengan zaman tanpa meninggalkan identitas lokal.
Lirik Lagu “360” Karya Syukur, Dinyanyikan Bergek
Idoeng pesek jeut peumancong... Muka jeu-eut bek hie tumbon
Jameun maju alat jie peutroen... Kamera nan sabon
Pu jerawat... Puna kurap... Kulet langsong kuneng langsat
Jeut jie sulap hana payah ubat... hi awak Barat
Kamera 360... B612 pajoh
Langsong janji... tajak beutroh... Kaloen beudeuh... deuh... deuh
Cok silop-cok silop jak dek jak ta meureumpok
Cikidot-cikidot payah plung cok silop.
Penutup
Kepergian Syukur meninggalkan duka mendalam bagi dunia seni dan musik Aceh. Sosoknya dikenal sebagai seniman yang rendah hati, kreatif, dan penuh semangat dalam mengangkat budaya Aceh melalui lagu-lagu yang lucu namun bermakna.
Warisan karya Syukur akan selalu dikenang oleh masyarakat Aceh, terutama para penggemar musik Bergek yang telah tumbuh besar bersama lirik-lirik ciptaannya yang jenaka dan menghibur.
Selamat jalan Syukur. Karyamu akan tetap hidup dalam tawa dan kenangan masyarakat Aceh.
