Wartanad.id - Aceh Timur – Jasa Raharja Cabang Langsa mengadakan pelatihan Pertolongan Pertama pada Kegawatdaruratan (PPGD) dan Pengajar Peduli Keselamatan lalu Lintas di Kec.Pante Bidari Aceh Timur. Kegiatan PPGD yang dilaksanakan ini diikuti oleh para Perangkat Desa dan masyarakat di Desa Kecamatan Pante Bidari dan masyarakat di wilayah Kecamatan Pante Bidari dan menghadirkan narasumber kompeten di bidangnya. Untuk pemasangan spanduk himbauan keselamatan dilaksanakan bersama mitra kerja dari Pihak Kepolisian yang dipasang di titik rawan kecelakaan di wilayah hukum Polres Aceh Timur.
Kepala Jasa Raharja Cabang Langsa, Soni Sumono, SH menjelaskan bahwa Jasa Raharja Langsa bersama dengan Satlantas Polres Aceh Timur melaksanakan pelatihan kegiatan PPGD ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya keselamatan berlalu lintas serta memberikan pemahaman tentang langkah-langkah pertolongan pertama dalam situasi darurat dan pelaksanaan pemasangan spanduk himbauan keselamatan untuk memberikan peringatan kepada pengendara yang akan melewati daerah rawan kecelakaan. Kecamatan Pante Bidari Aceh Timur merupakan salah satu Kecamatan dengan tingkat kecelakaan dan santunan yang tinggi di wilayah hukum Polres Aceh Timur.
dr.Fahlepi Ruwaida, salah satu narasumber, berharap pelatihan PPGD ini dapat memberikan pemahaman yang mendalam kepada peserta tentang cara memberikan pertolongan pertama yang tepat dan efektif dalam situasi darurat. "Dengan pengetahuan ini, diharapkan masyarakat dapat mengurangi risiko korban jiwa akibat kecelakaan lalu lintas, " tambahnya.
Melalui kegiatan ini, Jasa Raharja dan Satlantas Polres Aceh Timur berkomitmen untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya keselamatan berlalu lintas. Diharapkan, pelatihan ini dapat menjadi langkah awal dalam mengurangi angka kecelakaan dan fatalitas di wilayah hukum Polres Aceh Timur, khususnya di Kecamatan yang menjadi daerah rawan Kecelakaan.
.jpg "Kuasa Hukum MRZ:Penyidik Polres Pidie Disebut Terlalu Dini Sebut Kasus Penipuan Rumah Bantuan Rugikan Pelapor Rp1,5 Miliar")
